Minggu, 22 Januari 2012

short story :*


Antara Aku dan Dia

                   Nama lengkapku Vania Fadilla putrid. Teman-teman ku sering memanggil ku dengan sebutan vania aku bersekolah di smp 20 di kota ku . aku memiliki teman yang tidak menyukai ku dia bernama lestari setiap ku tegur ia pasti akan memalingkan mukanya kea rah yang lain atau pura-pura tidak dengar . sampai hari itu ia mengatakan hal yang membuat ku binggung  “mulai hari ini kita bersaing untuk mendapatkan rangking satu di kelas” katanya dengan suara ketus . ya ampun , itu anak gak salah makan kan pagi ini ngmongnya ngelantur gtu tapi, dari matanya memang menjelaskan kita BERSAING! . di saat sedang binggung aku menghampiri temanku popie aku menceritakan  semuanya lalu ia memberi saran “hem…sebaiknya kamu terima saja tantangannya masalah menang ato kalah kan belakangan” jawaban yang simple tapi membuatku makin sttrres “iya sih kamu bener tapi gimana caranya? Kamu kan tau cara belajarku lebih banyak bermain dari pada belajarnya” sahutku malas “apa sih salahnya kamu coba dulu baru menyerah kayak gak punya semangat hidup tau.”  Katanya sambil mencibir aku diam saja tak ingin berpendapat lagi well jalan yang paling baik ya aku terima dan aku belajar ssungguh-sungguh
               Pada malam harinya aku mulai konsentrasiku hanya untuk belajar semua alat-alat elektronikku kumatikan pada menit-menit awal memang mudah tapi mulai menit ke 30 rasanya kepalaku mau pecah akhirnya aku putuskan untuk menghilangkan stress ini sejenak tapi bukan sejenak yah, awalnya sih cuman mau nyemil ketika lewat depan tv adikku sedang menonton film kartun kesenanganya aku tertarik dan ikut menonton tak terasa ketika ku kembali ke kamar ku lihat jam “astaga! Sudah jam 9 malam aku baru belajar setengah ya ampun bukan setengah tapi satu halaman buku itu saja tidak sampai” seruku dalam hati aku pun berbaring di ats tempat tidur ku dan aku rasa pagi cepat sekali dating saat aku bangun ternyata sudah jam 06:30 pagi. Astaga, aku bakal sial terus nih . yah, ini masih awal penderitaan ku semoga tidak bertambah buruk
              Saat tiba di sekolah aku langsung duduk di bangku ku popie lalu bertanya “bagaimana berhasil?” “berhasil apanya baru belajar sebentar saja rasanya kepala ku ingin pecah , sudah lah aku gak mau nerusin ini bisa-bisa saat sedang belajar kepalaku pecah buyar entah kemana” kataku sambil meletakan kepala ku di atas tangan ku “lalu kau mau dia makin menatapmu dengan tatapan merendahkannya itu dia pasti bakal nginjak-nginjak kamu kalo kamu mundur dan ia akan nganggep kamu cewek dangkal lagi kayak waktu dia nyindir kita. Emang kamu mau kita di katain lagi ?” tanyanya berusaha menyemangati “ya sih kamu benar tapi bagaimana belajar saja aku begini” sahutku lagi tanpa melihat ke arahnya “ikut saja belajar bersama dengan kami” ia menjawab sambil member secarik kertas yang bertuliskan “SEMANGAT JANGAN PANTANG MENYERAH” aku tersenyum membaca tulisan itu lalu aku membalas di belakang kertas itu “PASTI” lalu kami tertawa-tawa bersama “heheh…baiklah dating lah hari kamis dan sabtu ke rumahku” jawabnya menyelesaikan tawa kami “siap,Pak” jawabku sambil hormat ke arahnya lalu kami tertawa lagi
          Pada hari Kamis aku dattang ke rumah popie saat aku masuk ternyata di dalam ada lestari bersama teman-temanya aku terkejut namun popie hanya bersikap biasa seolah kami semua yang ada di rumah itu bersahabat .saat belajar lestari lah yang lebih banyak menjawab pertanyaan dari pak surya . saat jam les itu berakhir aku pun bicara dengan popie “eh… kenapa sih kamu gak cerita kalo nenek sihir itu ikut?” Tanya ku “nenek sihir? Siapa ?” tanyanya lugu seolah ia barun saja menelan obat amnesia “ya ampun, LESTARI” kataku seolah baru sadar namun ia hanya menjawab enteng “oh,dia katanya sih di ajak temenya makanya dia ikut les di sini” ya,ampun popie temanku yang paling cantik sejagad raya kamu gak sedang mabukkan teriak ku dalam hati lalu aku pamit  dan pulang 
(bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar